Mapbiomas Indonesia | FIRE 1.0 menyajikan data dan peta area terbakar di Indonesia sepanjang 2013-2023, yang diperoleh dengan menganalisis citra satelit Landsat 8 melalui proses komputasi deep learning Deep Neural Network (DNN). Model DNN memaksimalkan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan algoritma machine learning untuk mengklasifikasi fenomena kompleks demi performa yang lebih tinggi, termasuk pemetaan area terbakar (Langford, 2018).
Citra satelit diproses pada Google Earth Engine (GEE) guna menghasilkan mosaik untuk digunakan mengukur nilai spektral area terbakar (dan non-terbakar) yang kemudian dijadikan sebagai dasar pengumpulan training samples. Baik training samples maupun mosaik ditempatkan pada penyimpanan berbasis Google (google drive) yang kemudian diunduh ke server lokal. Kemudian, training samples dijadikan sebagai material untuk melatih DNN mengenali area terbakar pada mosaik.
Pendekatan ini mengkombinasi kemampuan mumpuni deep learning memindai citra satelit secara komprehensif, sehingga menghadirkan peta area terbakar Indonesia yang rinci dan dapat diandalkan. Pengolahan citra dan prosedur klasifikasi pemetaan area terbakar tersebut mengikuti tahapan berikut:
Post-klasifikasi. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan visual (visual inspection) terhadap area teridentifikasi. Bila area teridentifikasi dinilai kurang meyakinkan dan/atau kurang akurat, proses diulang kembali ke tahap 3 di atas. Pengulangan seperti ini dilakukan terus hingga secara visual diperoleh area teridentifikasi yang meyakinkan.
Selanjutnya, berbagai penyaringan (filters), baik spasial maupun karakteristik tertentu (masking), disematkan pada area teridentifikasi guna meningkatkan akurasi pun mengurangi kekeliruan (noises).
Metodologi MapBiomas Indonesia | FIRE Koleksi 1.0 selengkapnya tersaji pada Algorithm Theoretical Basis Documents (ATBD).